Defensif Apologetik ala Umat Islam

Setelah mencermati berbagai polemik dan diskusi yang menyangkut Islam dalam kompasiana, sebagian umat Islam (mungkin termasuk saya) berusaha membela Islam sesuai dengan kemampuan yang saya miliki dengan cara-yang setelah saya pikir-pikirtidak benar. Mungkin maksud kita baik, tapi setelah dikritisi dan dtelusuri ternyata sikap itu salah dan bahkan menyalahi apa yang sebenarnya ada  dalam Islam (dalilnya ada dalam Islam) . Ada suatu sikap defensif apologetik ketika membela Islam.

Sikap defensif apologetik kurang-lebih adalah sikap membela diri karena merasa diri menjadi pihak tertuduh. Membela diri, dengan menolak sesuatu yang memang kita harus lakukan. Bila ditelisik penyebab munculnya sikap ini antara lain karena gencarnya propaganda Barat dan musuh Islam yang menyudutkan Islam dan masifnya kampanye tentang HAM, demokrasi dan pluralisme. Sehingga tolok ukur kebenaran sebagaian umat Islam bergeser pada apa yang di kampanyekan oleh Barat. Selain itu masih rendahnya pemikiran dan pemahaman Islam sebagian besar kaum muslimin makin memperparah kondisi ini. Berikut beberapa contoh sikap defensif apologetik yang bisa saya tuliskan.

  1. Ketika ada tuduhan bahwa islam tidak menghormati hak-hak perempuan dan tidak memberikan perlindungan anak dengan membolehkan poligami dan nikah siri, ada yang yang  mengatakan bahwa Islam pada dasarnya tidak membolehkan poligami dan nikah siri dengan berbagai dalil dan alasan. Sejatinya poligami dibolehkan dan nikah siri dibolehkan dalam Islam.
  2. Pernah nonton film ” My name is Khan, i’m not a terrorist”?  My Name Is Khan berusaha mengatakan bahwa Islam agama damai, tapi dengan “tidak mengakui” jihad sebagai sebuah tuntunan syariat, menganggap semua agama benar dengan mengedepankan pluralisme. Kesan saya film ini adalah salah satu bentuk sikap defensif apologetik umat Islam  agar Islam sesuai dengan apa yang orang lain inginkan. Semua agama benar bagi pemeluknya masing-masing. Sebagai seorang muslim, bagi saya agama yang benar adalah Islam semata. Terorisme jelas bertentangan dengan Islam, namun tidak mengakui jihad (yang berarti perang) sebagai salah satu bagian dari Syariat Islam, itu adalah sebuah kesalahan.
  3. Ketika ada orang yang menghina Allah dan Rasulnya dalam forum kompasiana ataupun di tempat lain, sebagian dari kita mengatakan mengapa tidak dimaafkan kalau dia sudah minta maaf. Bukankan Islam itu agama pemaaf, damai, dan kasih sayang? Kalau tidak memaafkan dan harus vonis mati penghina Rasul, bukankah hal itu akan membuat antipati terhadap Islam? Islam memang agama rahmatan lil alamin, namun Islam juga punya hukum sendiri pada para penghina Allah dan RasulNya. Islam juga tidak akan menyerahkan pipi kanan tatkala pipi kiri sudah ditampar.
  4. Tuduhan bahwa Islam tidak menghormati Hak Asasi Manusia. Makanya jangan heran bila umat Islam sediri yang menentang hukum rajam bagi pezina (yang sudah menikah), membunuh orang yang sengaja menghilangkan nyawa orang lain, memotong tangan pencuri. Mereka mengatakan bahwa hukuman tersebut tidak sesuai lagi dengan zaman dan merupakan pelanggaran HAM. Sehingga diusulkan diganti saja dengan penjara atau jenis hukuman lain. Padahal Hukum Islam tidaklah berubah dengan berubahnya zaman. Ketika hukum-hukum seperti itu diterapkan, saya kira itulah yang akan membawa kedamaian. Orang akan berpikir 1001 kali untuk selingkuh, membunuh orang lain, mencuri uang negara (korupsi) karena hukumannya berat.
  5. Ketika ada yang menuduh Islam tidak demokratis, kita akan membantah dengan mengatakan siapa bilang Islam tidak demokratis?? Bukankah ada syuro’ dalam Islam? Sehingga muncul istilah Islam demokratis. Padahal secara akar kata Islam dan demokrasi adalah 2 hal yang berbeda. Islam mengatakan kedaulatan di tangan Syara’ sedangkan demokrasi kedaulatan ada di tangan rakyat. Tolok ukur kebenaran dalam Islam adalah Al Qu’an dan Sunnah sedangkan tolok ukur kebenaran dalam demokrasi adalah suara terbanyak.

Makanya saya juga tidak heran ketika ada umat Islam yang berusaha ‘lurus’ dalam memahami agama yang dianutnya akan dicap sebagai fundamentalis bahkan teroris atau kaum barbarian. Tapi melihat berbagai komentar yang ada di kompasiana terkait dengan masalah Islam, saya bersyukur ternyata makin banyak orang-orang yang konsisten dengan ajaran yang dibawa Rasulullah Salallahu alayhi wassalam ini.Semoga saya bisa mengikuti jejak langkah mereka.

Tinggalkan komentar