Apakah Hidup Perlu Dua Kali ?

kehidupanTak ada gunanya menyesali sesuatu yang telah usai. Tidak tahu kenapa penyesalan itu mesti selalu belakangan datangnya. Seandainya sesal itu bisa diletakkan di awal perbuatan, mungkin tak akan pernah ada pepatah  “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna”

Dalam hidup ini kadang kita terlambat untuk menyadari bahwa ternyata kita telah mengambil atau menerima keputusan yang salah. Ingin rasanya kita mengulangi semuanya dari awal dengan pertimbangan dan langkah yang lebih matang dan lebih baik.  Apalagi keputusan itu menyangkut hidup dan masa depan kita. Makanya untuk suatu keputusan yg menyangkut diri kita, jangan pernah membiarkan orang lain yang menentukannya. Bila tidak, maka bersiaplah untuk menderita batin akibat keputusan itu jika kita tidak ikhlas menerimanya atau memang keputusan itu tepat untuk kita.

Beberapa waktu yang lalu seorang teman mendiskusikan keputusannya yang ternyata menurutnya keliru dan terburu-buru. Ingin membatalkan kesepakatan yang telah dibuat dan lari dari semuanya. Kesepakakan yang vital dan fatal bila dibatalkan. Membatalkan lamaran. Hmm…Apakah hal itu mesti dilakukan ?? Bagaimana perasaan orang yang dibatalkan lamarannya ?? Entahlah… Saya juga tidak pernah merasakannya. Tapi sepertinya sakit. Jadi sebelum mengambil keputusan apalagi yang menyangkut kehidupan kita, pikirkan matang-matang dengan melihatnya dari berbagai sudut pandang. Pertimbangkan resiko dan konsekwensi yang mesti kita tanggung.

Namun satu hal yang perlu kita ingat adalah tiada sesuatupun yang sempurna dan ideal di dunia ini. Kadang kita melihat keputusan yang kita mungkin buruk menurut pandangan, perasaan, dan logika manusia. Namun pada hakikatnya mungkin itulah yang terbaik untuk kita. Ingatlah, Allah paling mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya. Boleh jadi suatu keputusan dipandang buruk oleh manusia, namun ternyata mulia disisiNya. Jika kita tidak bisa menentukan keputusan sama sekali,  bagi Anda yang muslim, Allah Azza wa Jalla membantu kita dengan mensyariatkan sholat istikharah.

Namun marilah kita belajar menerima, rela, ikhlas dan meridhoi apa yang telah kita putuskan ataupun menimpa diri kita walaupun ‘nampaknya’ tidak sesuai dengan harapan. Mungkin itulah yang terbaik menurut Sang Khalik. Atau mungkin itu adalah cobaan yang dibaliknya ada tersimpan sesuatu yang lebih indah. Oleh karena itu sebelum mengambil keputusan, kerahkanlah segala daya dan upaya untuk menentukan mana yang terbaik. Jangan sampai kita menyesal seumur hidup dan ingin rasanya mengulangi hidup ini sekali lagi untuk merubah keputusan yang sebelumnya serta menjalani kehidupan dengan keputusan yang baru.

Tinggalkan komentar